Langsung ke konten utama

Selamat Ulang Tahun, Mantan.

 




Selamat ulang tahun untukmu mantan

Sepotong masa lalu yang enggan dijadikan kenangan

Secercah harapan yang lupus karena hati yang tulus

Sebuah kotak berisi tawa dan tangisan

Beserta dengan memori akan kepedihan

Dilengkapi dengan ingatan yang pupus


Tahun lalu masih dapat terucapkan

Tahun lalunya lagi juga masih dapat kuungkapkan

Namun sekarang, setelah ingatan itu hangus

Setelah kamu pergi, terlupakan semua ucapan

Beserta kenangan tawa, canda hingga kepedihan

Tiada lagi harapan dan kenangan 

Mereka telah pupus akibat hati nan tulus


Selamat ulang tahun mantan

Semoga hidupmu terisi dengan manisnya kenangan

Tidak lagi penuh dengan harapan yang pupus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Setelah Kebaktian Usai.

Bartos menutup kafe, merogoh saku mencari kunci sepedanya. Berjalan keluar dari pintu kaca, disambut oleh hangatnya matahari sore. Marienna melintas tepat di depannya saat ia hendak berjalan menuju parkiran sepeda. Menghentikan langkah saat wangi parfum Marienna tercium dari kejauhan. Bartos menoleh ke arah sudut taman kota, Marienna sedang berjalan seraya tersenyum ke arahnya. Mengenakan baju terusan selutut jingga. Menggenggam tas jinjing kecil yang biasanya hanya berisi dompet kecil dan ponselnya. "Habis gereja?" tanya singkat Bartos sambil membuka kunci sepeda. "Iya, baru saja selesai." Bartos tersenyum seraya memakai helm sepedanya. Menaiki sadel sepeda lantas menoleh lagi ke arah Marienna. "Natal sudah hampir datang lagi ya?" Tanya Bartos dengan sedikit kecanggungan yang menusuk dirinya tiba-tiba. "Sudah, baru saja tadi persiapan dengan paman." ujar Marienna sembari merapihkan rambut ikalnya. "Aku pergi duluan, salam untuk paman."...

SWEETBITTER / Prolog

  "The Flight to Incheon Airport will be delayed caused by turbulence," Seoang laki-laki berwajah tampan dan berkaki paanjang menghela nafas panjang. Penerbangan pulang harus kembali ditunda untuk ketiga kalinya. Ia mendengus kemudian berjalan ke arah kafe terdekat. "Lucas, kamu dimana?" suara dari jauh sana menyapa dirinya. "Masih di Los Angeles," singkatnya, sembari menoleh kesana kemari, berharap agar tidak ada yang mengenali dirinya mengenakan masker. "Ditunda lagi?" "Hmmm..." "Baik, aakan kuusahakan kau berangkat ke Incheon sore ini, tapi kau harus bersabar. Jangan sampai ada Sssaeng mengikutimu dari belakang. Tetap waspada, kau sendirian bukan?" "Hmmm..." suara beratnya terdengar kesal.  "Sabar bro, sampai disini kau bebas menikmati makanan Thailand yang kau sukai itu." "Yaa.." jawabnya dengan nada malas, kemudian ia memutuskan untuk duduk di kafe yang cukup ramai, namun ada tempat kosong di...